
Katy Perry Mengangkasa Bersama Blue Origin: Antara Inspirasi dan Kontroversi
Langkah Bersejarah di Luar Angkasa
Pada 14 April 2025, penyanyi dunia Katy Perry ikut dalam misi luar angkasa Blue Origin NS-31. Ia terbang bersama lima perempuan luar biasa lainnya. Mereka mencatat sejarah sebagai kru perempuan pertama dalam penerbangan komersial ke luar angkasa.
Misi ini berlangsung selama 10 menit dan 21 detik. Kapsul New Shepard berhasil mencapai garis Kármán, yaitu batas resmi antara atmosfer Bumi dan luar angkasa. Kru merasakan gravitasi nol selama sekitar tiga menit.
Profil Kru: Sosok-Sosok Inspiratif di Balik Misi
Selain Perry, kru terdiri dari Lauren Sánchez, Gayle King, Aisha Bowe, Amanda Nguyen, dan Kerianne Flynn. Sánchez adalah jurnalis dan tunangan Jeff Bezos. King dikenal sebagai pembawa acara CBS. Bowe adalah mantan ilmuwan NASA. Nguyen adalah aktivis HAM. Flynn bekerja sebagai produser film.
Ini adalah misi pertama dalam lebih dari 60 tahun yang seluruh awaknya perempuan. Sebelumnya, pencapaian serupa dicapai oleh Valentina Tereshkova pada 1963. Sánchez memimpin misi ini. Tujuannya adalah menginspirasi perempuan muda untuk berani bermimpi dalam bidang sains dan teknologi.
Simbolisme dan Momen Emosional
Selama penerbangan, Perry membawa bunga daisy sebagai penghormatan untuk putrinya, Daisy Dove Bloom. Ia menyanyikan lagu “What a Wonderful World” dalam kondisi tanpa gravitasi. Momen itu menciptakan suasana yang emosional dan hening.
Sepulang dari misi, Perry menyebut pengalamannya sebagai “the highest high.” Ia juga mengaku ingin menulis lagu berdasarkan perjalanannya ke luar angkasa.
Reaksi Publik: Antara Pujian dan Kritik
Banyak pihak memuji misi ini. Mereka melihatnya sebagai langkah besar dalam pemberdayaan perempuan. Namun, tidak sedikit juga yang mengkritik.
Olivia Wilde menyindir misi ini sebagai “meme mahal seharga miliaran dolar.” Emily Ratajkowski dan Olivia Munn mempertanyakan relevansi misi tersebut di tengah krisis global. Mereka menyebutnya tidak peka terhadap kondisi sosial.
Menanggapi kritik ini, Gayle King dan Sánchez membela misi tersebut. Mereka menegaskan bahwa tujuannya adalah memberi inspirasi. Bukan sekadar wisata luar angkasa. Perry juga menegaskan bahwa ia ikut serta demi mendukung masa depan yang lebih inklusif.
Kesimpulan: Simbol Perubahan di Era Baru Antariksa
Misi NS-31 bukan hanya mencetak sejarah. Ia juga memicu diskusi luas tentang peran perempuan dalam eksplorasi antariksa. Terlepas dari kritik, misi ini menegaskan bahwa perempuan pantas mengambil bagian dalam penjelajahan masa depan umat manusia.
Langkah ini menjadi simbol bahwa ruang angkasa bukan lagi mimpi yang eksklusif. Kini, perempuan pun layak menjadi bagian dari narasi besar itu.