Ungkapan Syukur Nelayan di Kronjo Usai Pembongkaran Pagar Laut

Puluhan nelayan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mengadakan doa bersama dan syukuran di Balai Penyuluhan Perikanan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, pada Jumat, 21 Februari 2025. Acara ini sebagai ungkapan syukur atas pembongkaran pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang sebelumnya menghambat aktivitas nelayan. Kini, mereka bisa kembali mencari nafkah dengan lebih leluasa.

Nelayan Kembali Melaut Tanpa Hambatan

Ketua DPD HNSI Provinsi Banten, Neneng Sri Astuti, menyatakan bahwa pembongkaran pagar laut ini membawa dampak positif bagi nelayan. Mereka kini bisa melaut tanpa hambatan setelah bertahun-tahun kesulitan mencari ikan. Neneng berharap kebebasan ini dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir.

Nelayan yang hadir dalam acara syukuran mengungkapkan rasa bahagia dan lega. Mereka berharap tidak ada lagi pembatasan akses terhadap sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian utama.

Dukungan dari Tokoh Ulama dan Aparat Penegak Hukum

Acara ini juga dihadiri oleh tokoh ulama Provinsi Banten, KH Embay Mulya Syarif. Ia mengapresiasi langkah tegas Bareskrim Mabes Polri dalam mengusut kasus pagar laut dan menetapkan tersangka. Menurutnya, tindakan ini menunjukkan bahwa negara melindungi hak nelayan serta kelestarian lingkungan laut.

Aparat keamanan juga memastikan akan terus mengawal hak-hak nelayan dan mencegah kasus serupa di masa depan.

Proses Pembongkaran Pagar Laut

Pembongkaran pagar laut melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI Angkatan Laut, Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta masyarakat nelayan. Proses ini berlangsung bertahap sejak 18 Januari 2025, dimulai dari perairan Tanjung Pasir hingga pesisir Pantai Kronjo.

Menurut KKP, pagar laut ilegal ini menghambat ekosistem dan merugikan ribuan nelayan. Pembongkaran bertujuan memulihkan akses nelayan serta menjaga keseimbangan ekosistem di perairan utara Tangerang.

Harapan Nelayan Pasca Pembongkaran

Selain ungkapan syukur, kegiatan doa bersama juga mempererat kebersamaan antar nelayan, terutama menjelang Ramadan. Dengan tidak adanya pagar laut, aktivitas penangkapan ikan diharapkan kembali normal dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Nelayan berharap pemerintah terus mengawasi agar kasus serupa tidak terulang. Mereka juga menginginkan dukungan berupa fasilitas dan kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan nelayan, seperti bantuan alat tangkap modern dan subsidi bahan bakar.

Dengan kebebasan melaut kembali, nelayan optimistis terhadap masa depan yang lebih baik tanpa hambatan yang menghalangi aktivitas mereka di laut.