Gempa Mengguncang Bolaang Mongondow Timur di Pagi Hari

Gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, pada Rabu, 26 Februari 2025, pukul 05.55 WIB. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut dengan kedalaman sekitar 10 km. Meskipun tidak berpotensi menimbulkan tsunami, gempa ini menyebabkan guncangan yang cukup kuat, membuat warga panik dan bergegas keluar rumah. Getaran juga terasa hingga ke beberapa daerah sekitar seperti Kotamobagu, Manado, dan Minahasa.

Menurut keterangan warga, guncangan berlangsung selama beberapa detik dan menyebabkan benda-benda di dalam rumah berjatuhan. Sebagian warga yang sedang tertidur terbangun dengan kepanikan dan segera menyelamatkan diri ke luar rumah untuk menghindari kemungkinan bangunan roboh akibat gempa susulan.

Kerusakan Akibat Gempa

Gempa ini mengakibatkan kerusakan pada belasan rumah dan bangunan di daerah terdampak. Beberapa rumah warga mengalami retak pada dinding hingga atap yang runtuh. Salah satu bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah adalah Gereja GMIBM Betel di Desa Jiko Belanga. Selain itu, sejumlah sekolah dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan ringan hingga sedang.

Warga yang terdampak mengaku khawatir akan keselamatan mereka, terutama karena ada kemungkinan gempa susulan yang bisa memperparah kerusakan bangunan yang sudah rapuh. Sejumlah keluarga terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat atau ke tempat yang dianggap lebih aman hingga situasi benar-benar stabil.

BPBD setempat melaporkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pendataan untuk memastikan jumlah rumah dan fasilitas yang mengalami kerusakan. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan atau terpeleset saat berusaha menyelamatkan diri.

Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah daerah segera bergerak dengan mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan untuk meninjau lokasi terdampak serta memberikan bantuan awal kepada masyarakat. Evakuasi dilakukan terutama untuk warga yang rumahnya mengalami kerusakan cukup parah.

Tim penyelamat juga memastikan bahwa tidak ada warga yang terjebak di dalam bangunan yang runtuh. Selain itu, beberapa tenda darurat telah didirikan untuk menampung warga yang rumahnya sudah tidak bisa dihuni.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. BMKG telah mengingatkan bahwa gempa dengan magnitudo sebesar ini dapat memicu gempa susulan dalam beberapa hari ke depan, meskipun dengan kekuatan yang lebih kecil. Oleh karena itu, warga diminta untuk tidak kembali ke rumah yang mengalami kerusakan serius sebelum ada kepastian dari petugas terkait mengenai keamanan bangunan tersebut.

Upaya Pemulihan dan Bantuan

Selain melakukan pendataan dan evakuasi, pemerintah daerah juga mulai merencanakan langkah-langkah pemulihan pasca-gempa. Bantuan berupa logistik seperti makanan, air bersih, selimut, dan obat-obatan mulai dikirimkan ke titik-titik pengungsian.

Beberapa organisasi kemanusiaan juga turut serta dalam memberikan bantuan kepada warga terdampak. Relawan dari berbagai daerah berdatangan untuk membantu distribusi makanan serta memberikan pertolongan pertama bagi warga yang membutuhkan.

Dalam jangka panjang, pemerintah daerah berencana untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana ini serta memastikan bangunan yang ada di wilayah rawan gempa memiliki ketahanan yang lebih baik untuk mengurangi risiko di masa mendatang.

Kesimpulan

Gempa magnitudo 6,0 yang mengguncang Bolaang Mongondow Timur telah menyebabkan kepanikan di kalangan warga dan merusak belasan rumah serta fasilitas umum. Meskipun tidak menimbulkan tsunami, bencana ini memberikan dampak cukup besar bagi masyarakat. Pemerintah dan instansi terkait terus melakukan pendataan, evakuasi, serta menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang. Ke depan, upaya peningkatan infrastruktur tahan gempa dan edukasi kebencanaan perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak bencana di masa mendatang.