
Pada Jumat, 21 Maret 2025, Kota Manado, Sulawesi Utara, dilanda bencana alam berupa banjir dan longsor yang menerjang 23 titik di berbagai wilayah. Kejadian ini menyebabkan kerusakan parah dan memaksa lebih dari 3.000 warga mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Titik-Titik yang Terkena Dampak Parah
Banjir dan longsor terjadi di berbagai titik strategis, termasuk tujuh kecamatan utama seperti Tikala, Paal 2, Tuminting, Singkil, Wanea, dan Malalayang. Di beberapa daerah, tanah longsor menutupi akses jalan dan merusak rumah, sementara banjir menggenangi area pemukiman dan fasilitas umum, memperburuk keadaan warga yang sudah terdampak.
Korban Jiwa dan Kerugian Materil yang Signifikan
Bencana ini telah menelan lima korban jiwa. Selain itu, sekitar 1.110 rumah mengalami kerusakan parah, dengan lebih dari 1.600 warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tidak hanya rumah yang rusak, infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, dan saluran air juga terimbas. Kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pencarian Korban yang Hilang dan Penanganan Darurat
Tim SAR dan BPBD bergerak cepat menanggapi situasi darurat ini. Pencarian terhadap korban yang hilang terus dilakukan, terutama bagi mereka yang terseret arus Sungai Tondano. Operasi pencarian melibatkan penyusuran sungai menggunakan perahu karet dan pengecekan lokasi-lokasi terdampak lainnya.
Pemerintah Siapkan Bantuan dan Pemulihan Jangka Panjang
Pemerintah Kota Manado, bersama dengan BPBD, telah mengerahkan bantuan untuk para korban bencana. Distribusi makanan, obat-obatan, dan tempat penampungan sementara sedang dilakukan. Selain bantuan darurat, upaya pemulihan jangka panjang tengah dipersiapkan, termasuk perbaikan infrastruktur dan dukungan psikososial bagi warga yang terdampak.
Manado kini menghadapi tantangan besar dalam mengembalikan kondisi normal, tetapi dengan langkah-langkah pemulihan yang terus dilakukan, diharapkan kota ini dapat segera pulih dan mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.