
Jakarta Jadi Episentrum Aktivitas Judi Online Nasional
Jakarta – Fenomena judi online di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada Juli 2025 menunjukkan, Jakarta menjadi daerah dengan jumlah pemain judi online terbanyak di Indonesia. Aktivitas ilegal ini tak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi juga mulai menjangkiti pelajar dan mahasiswa.
PPATK mencatat lebih dari 1,2 juta transaksi mencurigakan dalam enam bulan terakhir. Semua transaksi itu berasal dari situs judi daring dengan sumber utama dari Jakarta. Nilai perputaran uangnya mencapai Rp18 triliun. Angka ini mencerminkan betapa luasnya keterlibatan masyarakat ibu kota dalam praktik perjudian digital.
Profil Pemain Didominasi Kalangan Muda
Lebih dari 60% pemain judi online di Jakarta berusia 17 hingga 35 tahun. Kelompok ini mencakup pelajar, mahasiswa, dan pekerja kantoran. Akses yang mudah lewat smartphone dan media sosial jadi pendorong utama maraknya judi online. Bahkan, banyak situs yang menyamar sebagai aplikasi game atau konten hiburan di platform streaming.
Direktur Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Rudi Santoso, mengatakan banyak transaksi dilakukan lewat rekening palsu atau rekening pinjaman. Hal ini menyulitkan proses pelacakan. “Kami temukan jaringan terselubung yang pakai dompet digital dan rekening bank fiktif,” ujarnya.
Pemerintah dan Polisi Tingkatkan Operasi Pemberantasan
Menanggapi hal ini, Kominfo dan Polri meningkatkan operasi siber. Tujuannya adalah memblokir situs judi online serta menangkap operatornya. Pada semester pertama 2025, Kominfo sudah memblokir lebih dari 20.000 situs dan aplikasi yang terlibat dalam perjudian daring. Namun, para pelaku terus muncul dengan metode yang lebih licin.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa Polri tengah menyelidiki jaringan server judi yang berbasis di luar negeri. Jaringan ini menyasar pengguna di Indonesia, khususnya Jakarta. “Kami akan menindak tegas semua pihak yang terlibat, termasuk pengguna aktif dan promotor,” tegasnya.
Ajakan Waspada dan Edukasi Masyarakat
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diminta terlibat aktif. Salah satu langkah penting adalah mengedukasi masyarakat mengenai bahaya judi online. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Irwan Sahal, menegaskan akan menggandeng tokoh masyarakat, sekolah, dan media untuk menyuarakan kampanye anti-judi digital.
“Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi ancaman besar bagi masa depan generasi muda,” ujarnya. Irwan menambahkan, peningkatan literasi digital di kalangan remaja sangat penting. Itu bisa menjadi benteng utama dalam mencegah mereka terjebak dalam dunia judi daring.