Peran Tengkulak dalam Rantai Distribusi Pertanian

Tengkulak atau perantara dalam sektor pertanian telah lama menjadi bagian dari sistem distribusi hasil pertanian di Indonesia. Mereka berperan membeli hasil panen petani secara langsung dari lapangan, kemudian menjualnya kembali ke pasar dengan harga yang lebih tinggi. Namun, praktik ini seringkali justru merugikan petani karena tengkulak menentukan harga beli sepihak, jauh di bawah harga pasar yang seharusnya mereka dapatkan.

Kehadiran tengkulak kerap menjadi satu-satunya pilihan bagi petani kecil yang tidak memiliki akses langsung ke pasar atau sarana penyimpanan hasil panen. Ketergantungan ini menciptakan kondisi tidak seimbang, di mana petani hanya menjadi “pemasok murah”, sementara keuntungan terbesar dinikmati oleh para perantara.

Dampak Ekonomi terhadap Petani

Ketidakadilan sistem ini telah menjerat petani dalam siklus kemiskinan struktural. Banyak petani yang harus menjual hasil panen mereka segera setelah panen karena kebutuhan mendesak, seperti membayar utang, membeli pupuk, atau memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di saat itulah tengkulak masuk dengan menawarkan harga rendah namun langsung dibayar tunai.

Ironisnya, harga produk pertanian melonjak tajam ketika sampai ke tangan konsumen, namun selisih keuntungan tersebut tidak dinikmati oleh petani. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa petani sebagai produsen utama justru berada di posisi paling lemah dalam rantai distribusi pangan nasional.

Solusi untuk Memberdayakan Petani

Untuk mengatasi dominasi tengkulak, pemerintah dan pihak terkait perlu membangun sistem distribusi yang lebih adil. Salah satu solusi adalah memperkuat koperasi tani dan memperluas akses petani terhadap informasi harga pasar. Digitalisasi pertanian juga penting, termasuk menyediakan aplikasi yang menghubungkan petani langsung dengan pembeli, baik individu maupun institusi.

Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti gudang penyimpanan hasil pertanian (cold storage) dan fasilitas pengolahan pasca panen dapat membantu petani mempertahankan kualitas produk dan menunda penjualan hingga harga lebih menguntungkan.

Penutup

Praktik tengkulak yang merugikan petani harus menjadi perhatian serius dalam upaya reformasi pertanian Indonesia. Tanpa intervensi nyata, petani akan terus berada dalam tekanan ekonomi dan pertanian Indonesia akan sulit berkembang. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta harus bersinergi menciptakan sistem yang menempatkan petani sebagai aktor utama yang berdaya dalam ekosistem pertanian nasional.